Bagaimana Keadaan Sampah di Pesisir Pantai Kenjeran Kita?
- Coastal Cleanup Day
- Aug 1, 2021
- 4 min read
Jurnalis : Milzam

Kota Surabaya dikenal sebagai kota Pahlawan merupakan ibu kota Provinsi Jawa Timur, Indonesia, sekaligus kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta jika ditinjau dari kepadatan penduduknya. Salah satu daerah wisata yang paling terkenal di Kota Surabaya yaitu Kecamatan Kenjeran,Kecamatan Kenjeran terkenal akan wilayah pesisir pantainya yang selalu ramai akan wisatawan lokal maupun non lokal. Terlepas dari keindahan kawasan kenjeran, yang perlu kita perhatikan yaitu persoalan sampah yang merupakan permasalahan serius setiap tahunnya. Lantas bagaimanakah keadaan sampah yang ada di pesisir pantai kenjeran kita?
Pak Imat merupakan perwakilan dari Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya yang bersedia kami wawancarai perihal kondisi sampah yang ada pada pesisir Pantai Kenjeran. Pak Imat berpendapat bahwa sampah di pesisir pantai kenjeran berasal dari sampah-sampah kiriman angin,sampah produksi dari pedagang kaki lima (PKL) berupa tempurung kelapa dan juga sampah yang memang diproduksi oleh masyarakat sekitar itu sendiri yang berprofesi sebagai nelayan. Sampah-sampah tersebut kemudian dibuang pada pembatas antara pantai dan perkampungan.
Beliau mengutarakan bahwa kondisi lapangan tentang banyaknya sampah yang terdapat di pesisir pantai kenjeran sangat memprihatinkan. Hal tersebut dibuktikan pada setiap pelaksanaan kerja bakti, sebanyak dua armada pengangkut sampah selalu penuh oleh tumpukan sampah. Jika kita tinjau lebih jauh lagi, kita melakukan pemantauan pada titik kumpul sampah setiap hari selalu ada tumpukan sampah dengan kisaran volume satu hingga dua meter kubik pada satu titik kumpul dari beberapa titik kumpul sampah yang ada. Jenis sampah yang paling banyak dijumpai di pesisir pantai kenjeran yaitu sampah plastik. Namun sering dijumpai terdapat juga sampah berupa kain-kain bekas,baju bekas, sampah kayu bahkan sampah kasur yang merupakan kiriman dari sungai-sungai sekitar kota Surabaya yang bermuara ke pesisir laut.
Pak Imat mengatakan bahwa dalam kondisi pandemi COVID-19 seperti sekarang ini sampah-sampah yang ada di pesisir pantai kenjeran masih selalu ada, sampah tersebut akan selalu datang dan ada setiap harinya dan tidak mengenal kondisi pandemi sekalipun. Apalagi jika kita perhatikan, di titik kumpul sampah seperti Tambak Wedi, Jeblokan dan Taman Surabaya pasti terjadi penumpukan sampah. “Jika kita berbicara sampah, sampah itu tidak mengenal apa-apa. Setiap hari pasti ada, bahkan setiap detik ada.Terlihat laut itu bersih, tapi ombak yang datang itu membawa sampah” ujar Pak Imat. Maka dari itu dari petugas kebersihan pun tidak ada kata libur dalam penanggulangan sampah yang ada walaupun di masa pandemi seperti ini.
Masalah utama dari permasalahan sampah di pesisir pantai ini adalah, kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan pesisir pantai kita. Dalam mengatasi permasalahan sampah yang ada di pesisir pantai tidak hanya soal tentang terjun ke lapangan dengan membersihkan sampah yang ada, namun perlu adanya edukasi/wawasan terhadap masyarakat sekitar tentang pentingnya menjaga kebersihan pesisir pantai kita. “Kadang yang kita butuhkan dari teman-teman komunitas peduli lingkungan bukan hanya sekedar giatnya dalam membersihkan lingkungan saja,namun perlu memberikan edukasi / wawasan kepada masyarakat.Itu yang lebih penting” ucap Pak Imat. Banyak dari masyarakat yang masih belum mengerti akan pentingnya menjaga kebersihan pesisir pantai yang saat ini menjadi persoalaan klasik yang tak kunjung selesai. Penumpukan sampah tidak hanya terjadi di pesisir pantai saja, bahkan di sungai dan di saluran saluran air pun banyak terjadinya penumpukan sampah yang bermunculan setiap hari. Perlu adanya pendekatan terhadap masyarakat untuk saling menjaga lingkungan agar kita tidak terperangkap dalam permasalahan sampah ini.
Lonjakan sampah setiap tahunnya bertambah secara eksponensial, tidak hanya bertambah 2x atau 3x lipat namun bisa mencapai 10x lipat. Hal ini mampu berdampak pada lingkungan sekitar. Dampak pencemaran sampah di pesisir pantai banyak merugikan masyarakat itu sendiri. Selain tidak sedap untuk dipandang, sampah tersebut mampu menjadi cerminan bahwa masyarakat kurang mempunyai rasa peduli terhadap sampah di lingkungannya. Selain itu sampah disekitar pantai dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem biota laut yang ada. Efek dari sampah tersebut masih belum begitu terasa secara signifikan pada kehidupan manusia saat ini, namun efek tersebut akan kita rasakan di masa depan oleh anak cucu kita atas kerusakan lingkungan yang kita perbuat.
Penyelesaian permasalahan sampah khususnya di pesisir pantai,bukan hanya tugas dari petugas kebersihan saja. Perlu adanya turun tangan dari masyarakat itu sendiri. Selama ini masyarakat kurang turun tangan secara langsung. Ini merupakan tanggung jawab kita bersama untuk menyelamatkan kondisi pantai kita. Permasalahan sampah yang ada di pantai Kenjeran ini telah menggugah beberapa pihak untuk ikut andil secara langsung dalam penanganan sampah yang ada,salah satunya adalah Badan Eksekutif Mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur Kementerian Kemasyarakatan, melalui program kerja Coastal Cleanup Day (CCD). Program ini merupakan bukti konkrit/aksi nyata dari kepedulian mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur untuk menyelamatkan kondisi pantai Kenjeran dari permasalahan sampah yang ada. Pak imat mendukung penuh program kerja Coastal Clean Up Day (CCD). “Kami sendiri berterimakasih jika ada teman-teman mahasiswa yang terus bergerak membantu kita. Kami sendiri terkadang kewalahan tentang permasalahan sampah ini. Selama ini masyarakat lebih cenderung kurang action terhadap lingkungan sekitar, Ketika teman-teman mahasiswa dengan kepedulian seperti ini langsung terjun turun tangan, kami akan mendukung,kami akan support tenaga,support angkutan” ujar Pak Imat.
Pak Imat berkata semua ini butuh kekonsistenan. Ketika dari teman teman mahasiswa terjun secara langsung dalam mengatasi permasalahan sampah di pesisir pantai ini kuncinya adalah konsisten. “Inti dari semua ini adalah konsisten dibutuhkan kepedulian yang benar benar peduli betul akan lingkungan sekitar, tidak hanya sebagai embel-embel sebagai mahasiswa. Jika ingin terjun secara langsung dibutuhkan totalitas juga” ucap Pak Imat.
Comments