
About Us
Sampah adalah unsur yang tidak pernah lepas dari kehidupan sehari–hari masyarakat Indonesia. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLKH), setiap tahunnya diperkirakan ada sekitar 64 juta ton sampah yang dihasilkan oleh Indonesia. merujuk data Sustainable Waste Indonesia (SWI) tahun 2017, dari angka tersebut baru 7 persen yang didaur ulang, sementara 69 persen di antaranya menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA). Lebih parahnya lagi 24 persen sisanya dibuang sembarangan dan mencemari lingkungan sehingga dikategorikan sebagai illegal dumping. Sampah plastik juga menjadi musuh kita karena keberadaannya yang membahayakan dan pengelolaannya yang cukup susah. Menurut Data Sustainable Waste Indonesia (SWI), kurang dari 10% sampah plastik daur ulang dan lebih 50% tetap berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dan Indonesia sendiri bertanggung jawab atas 15% limbah plastik global di perairan dunia.
Di tengah adanya pandemik Covid – 19 yang mewabah ke seluruh dunia juga menimbulkan peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan. Mayoritas negara – negara yang melakukan kebijakan seperti, bekerja dari rumah, maupun pembatasan fisik membuat produksi sampah rumah tangga meningkat. Seperti contoh D.K.I. Jakarta setelah dimulainya seruan beraktivitas di rumah pada 16 Maret-9 April 2020 jumlah sampah mencapai sekitar 8.400 ton per hari dan periode 10 April-4 Juni turun menjadi 6.300 ton per hari.Hal ini sejalan dengan masih kurangnya pemilahan sampah oleh rumah tangga. dari survei yang di helat Katadata Insight Center (KIC), sebanyak 50,8 persen responden di lima kota besar Indonesia tidak memilah sampah. Dari 50,8 persen rumah tangga yang tidak memilah sampah, 79 persen di antaranya beralasan tidak ingin repot. Warga yang memilah sampah berdasarkan dua kategori mencapai 77,60 persen, padahal kategori pemilahan sampah tersebut belum cukup karena beragamnya jenis sampah, seperti sampah yang mudah terurai, sampah daur ulang, maupun sampah bahan berbahaya dan beracun (B3). Kurangnya pengetahuan masyarakat akan bahaya sampah B3 berdampak pada bercampurnya jenis sampah tersebut dengan sampah domestik karena tidak ada pemilahan sampah dari tingkat rumah tangga. Belum lagi masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Tidak hanya perilaku masyarakat Indonesia yang masih kurang peduli dengan kebersihan, tetapi juga dapat ditunjang dengan minimnya fasilitas yang mewadahi untuk pengelolaan sampah yang ada.
Oleh karena itu, mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change) sewajarnya mengajak masyarakat untuk mengubah kebiasaan tersebut menjadi lebih baik. Upaya yang ingin dilakukan ini sejalan dengan tri dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian pada masyarakat. Lingkungan di Indonesia yang semakin memburuk kualitasnya sudah selayaknya berubah menjadi lebih baik. Maka dari itu, kami dari Kementerian Kemasyarakatan yang nantinya juga akan berkolaborasi dengan masyarakat serta komunitas yang ada di Kota Surabaya ingin berpartisipasi dalam mengurangi sebaran sampah khususnya di pesisir pantai Kota Surabaya.
Our coasts and beaches are irreplaceable. Let’s save them.
Our Mission
1. Secara konsisten mengadakan gerakan pembersihan pantai
2. Menggerakkan masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan pembersihan pesisir pantai
3. mengadakan penyuluhan tentang bahaya sampah di laut dan pesisir pantai
Our Vision
Melakukan pembersihan pantai secara efektif sehingga terwujud pantai yang bersih dari sampah serta menjadikan masyarakat yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan pesisir pantai.